Kerinduan seorang insan terhadap nasihat bak kebutuhan terhadap air yang merupakan hajat hidup manusia untuk melangsungkan takdir kehidupannya. jika ia jauh dari sumber air yang menyegarkan badan, maka badannya akan lemah, lunglai dan senatiasa kekeringan. begitu juga nasehat ibarat embun yang senantiasa memberikan kesejukan hati dan jiwa. Tatkala hati dilingkupi dengan rasa malas, futur, dan berat untuk beramal, nasehat ibarat motivator dan energi yang akan membangkitkan semangat yang telah redup.
Jika kita membayangkan orang yang tersesat di padang pasir yang panas dan tidak ada pohon untuk sejenak berteduh melepas kelelahan. Di saat tenggorokan kering, hawa yang menyengat, dan tubuh yang kelelahan tibalah seseorang yang membawa sekantong gerabah air. Dapat dipastikan engkau akan membelinya berapapun harganya, yang penting kantong sakumu cukup sebagai alat pembayaran atas sekantong gerabah air tersebut. Dan kalau boleh engkau akan berhutang atas sekantong gerabah air tersebut bila uangmu tidak mencukupinya.
Namun, tatkala hati dan jiwa kita kering dari amal dan muhasabah. tak sedikit orang yang mengabaikan atas hajat terhadap nasehat. Dibiarkan jiwa dan hatinya kering kerontang hampir hendak mengucapkan sampai jumpa. Padahal hati lebih layak untuk diperhatikan dan dipenuhi kebutuhannya agar senantiasa tumbuh subur dalam keridhoan Penciptanya.
karenanya, carilah embun dan tetesan air yang sanggup untuk menyegarkan kekeringan hatimu yang keadaannya bak padang pasir yang rindu akan turunnya sang hujan yang akan menyuburkan tetumbuhan dan pepohonan.